PANTAI KESIRAT KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA
PANTAI KESIRAT
Cerita tentang Senja yang Memikat dan Ucapan Syukur yang Tersirat
Tiket : Rp 5.000
Parkir motor : Rp 2.000
Parkir mobil : Rp 5.000
Buka setiap hari
Parkir motor : Rp 2.000
Parkir mobil : Rp 5.000
Buka setiap hari
Tak adanya pasir pantai bukan berarti
Pantai Kesirat tak menarik untuk dikunjungi. Selain cerita tentang
ucapan syukur yang tersirat dalam tradisi, lukisan senja di ufuk barat
terlihat begitu memikat.
Tak seperti deretan
pantai-pantai berpasir putih di Gunungkidul lainnya, Pantai Kesirat
mempesona dengan karakternya sebagai pantai bertipe tebing karang. Tak
ada pasir putih atau pemandangan buih ombak yang menepi di pantai ini.
Hanya suara-suara deburan ombak yang pecah menabrak sisi-sisi karang.
Matahari sudah mulai condong ke arah barat ketika kami
menyusuri jalanan bersemen. Setelah sekitar setengah jam kami
terguncang-guncang di atas kendaraan akhirnya kami sampai di tempat
tujuan. Di balik semak-semak tinggi, salah satu surga tersembunyi itu
menampakkan diri.
Sebuah pohon tunggal yang tumbuh di
tepi tebing terlihat mencolok dan menarik perhatian. Hamparan tanah
berumput yang cukup luas seolah tak menarik baginya hingga ia memilih
tumbuh di tepi tebing karang. Pohon abadi, begitulah namanya populer di
antara para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kesirat.
Layaknya surga tersembunyi di Gunungkidul, Pantai Kesirat
tak terlalu ramai sore itu. Hanya ada beberapa orang yang terlebih dulu
sampai dan mendirikan tenda untuk bermalam tak jauh dari pohon abadi,
serta beberapa bapak-bapak yang terlihat memancing di ujung selatan
tebing. Garis pantai Kesirat yang langsung jatuh ke laut lepas dan jenis
ikannya yang beragam adalah penyebab pantai ini populer di kalangan
penggemar rock fishing . Bahkan jauh sebelum pantai ini dikunjungi para
wisatawan. Sebuah pondok sederhana sengaja dibangun di tebing bagian
selatan yang merupakan spot terbaik memancing ikan. Jika sedang
beruntung, kita bisa menyaksikan penduduk sekitar yang mencari ikan
dengan cara ngrendet, menebar jaring dari satu tebing ke tebing lainnya.
Rupanya
tak hanya ikan-ikan kecil yang menghuni pantai tebing ini, Pantai
Kesirat yang termasuk salah satu pantai di kawasan Panggang merupakan
tempat singgah ikan-ikan besar. Konon menurut para pemancing di Kesirat,
hiu tutul, paus maupun lumba-lumba sering terlihat ketika musim migrasi
tiba. Mengintip sedikit ke dalam peta Marine Conservation Data Atlas
buatan Ditjen PHKA Dephut tahun 1984, kawasan laut selatan Jawa memang
merupakan jalur migrasi paus sei (Balaenoptera borealis). Sedangkan di
perairan yang agak jauh dari daratan, Samudra Hindia, adalah kawasan
kekuasaan paus minke (B. acutorostrata) dan paus sperma (Physeter
catodon ).
Selain surga wisata tersembunyi dan populer di kalangan pemancing,
Pantai Kesirat juga merupakan tempat yang disakralkan oleh penduduk
setempat. Setahun sekali dilaksanakan ngalap berkah atau brubuh-brubuh
di Pantai Kesirat. Tradisi ini berawal dari kearifan lokal masyarakat
Jawa pada lingkungan dengan tidak menebang pohon sembarangan. Hanya
ketika musim padi mulai menguning warga baru menebang pohon. Tradisi
brubuh-brubuh sebagai ucapan syukur yang tersirat dalam bentuk menjaga
keseimbangan alam pun berlanjut hingga kini.
Sama
seperti warga setempat yang melaksanakan tradisi brubuh-brubuh setahun
sekali, maka tradisi rutin pengunjung Pantai Kesirat seperti kami yang
tak bisa menikmati waktu menunggu ikan melahap umpan adalah menanti
senja. Tebing pantai yang menghadap ke barat menjadi lokasi yang pas
untuk menyaksikan matahari kembali ke peraduan, seolah tenggelam ke
dalam lautan. Senja di Pantai Kesirat semakin dramatis dengan pohon
abadi yang condong ke arah laut, seakan melambai ke arah matahari,
mengucapkan selamat tinggal. Kami terduduk terpaku seolah terhipnotis
keindahan gradasi warna kuning terang hingga biru pekat hasil karya
Tuhan. Cahaya keemasan yang mewarnai langit barat dan memantul di
perairan pun semakin redup seiring datangnya malam, menyisakan siluet
hitam pohon abadi yang berdiri sendirian.
Cara menuju ke sana:
Dari Jogja - Jalan Imogiri Barat - Jalan Siluk - pohon beringin yang cukup besar, belok kanan menuju arah Pantai Gesing - Pasar Pandhem belok kanan - pertigaan jika ke kiri ke Pantai Gesing, lurus sekitar 200 meter - masjid di kiri jalan, belok kiri - Pantai Kesirat
Dari Jogja - Jalan Imogiri Barat - Jalan Siluk - pohon beringin yang cukup besar, belok kanan menuju arah Pantai Gesing - Pasar Pandhem belok kanan - pertigaan jika ke kiri ke Pantai Gesing, lurus sekitar 200 meter - masjid di kiri jalan, belok kiri - Pantai Kesirat
Comments
Post a Comment